PUGAM.com – Mungkin Anda sendiri belum terbiasa dengan ide ini, tapi perlu diketahui bahwa mengkonsumsi kulit pisang bukanlah hal baru. Di negara-negara non Eropa dan Amerika, masyarakatnya telah terbiasa mengkonsumsi kulit pisang selama berabad-abad baik untuk menggantikan bahan pangan yang ada atau untuk tujuan kesehatan.
Di Indonesia sendiri, ide mengkonsumsi kulit pisang telah lama mucul namun kembali diperkuat melalui sebuah ‘terobosan’ baru, di mana seorang dosen di sebuah Universitas mengaku menciptakan donat berbahan baku kulit pisang dan mendeklarasikan sebagai makanan menyehatakan yang kaya akan kalsium.
Jika Anda mencari kata kunci “manfaat kulit pisang” atau “kandungan gizi kulit pisang” maka Anda akan mendapatkan banyak referensi di internet yang bahkan jumlahnya ribuan. Mengkonsumsi kulit pisang dikatakan dapat menyembuhkan insomnia dan depresi, menurunkan kolseterol, melindungi jantung dan manfaat-manfaat lainnya.
Masalahnya adalah, hanya ada sedikit atau bahkan sulit untuk Anda temukan penelitian yang membuktikan tentang hal itu, bukan penelitian mengenai kandungan gizi kulit pisang tetapi penelitian mengenai manfaat-manfaat mengkonsumsi kulit pisang seperti yang telah disebutkan di atas.
Dilansir oleh today.com, seorang profesor nutrisi dan psikologi di Cornell University bernama David Levitsky berkomentar tentang hal ini: “Orang-orang selalu mencari makanan ajaib”. Ia mengatakan bahwa sementara ada banyak nutrisi yang menarik dalam kulit pisang, namun tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa tubuh kita benar-benar dapat menyerap itu.
“Hanya karena nutrisi yang terkandung dalam kulit pisang tidak berarti Anda dapat memakannya,” Levtisky menjelaskan.
Masalah kedua adalah rasa. “Kita semua tahu bahwa rasa kulit pisang tidak enak,” kata Leslie Bonci, konsultan nutrisi dan pemilik dari Active Eating Advice. “Kulit pisang pahit dan mereka sangat kenyal,” sambungnya. Selain itu, Anda tidak akan bisa menghaluskan kulit pisang untuk digunakan dalam adonan kue kecuali Anda memiliki blender yang cukup bertenaga, Bonci mengatakan.
Adapun klaim bahwa orang-orang di negara lain makan pisang secara utuh bersama kulitnya, ahli pisang Dan Koeppel tidak setuju. “Saya telah mempelajari pisang selama 15 tahun dan melakukan perjalanan ke setiap benua di mana banyak pisang tumbuh dan saya tidak pernah melihat orang makan kulitnya,” pungkasnya. Koeppel juga pernah menulis buku berjudul “Banana: The Fate of the Fruit That Changed the World”
“Silahkan cari di google bagaimana monyet makan pisang, dan Anda dapat melihat bahwa bahkan monyet sekalipun mengupas kulitnya terlebih dahulu sebelum memakannya. Jika monyet cukup cerdas untuk mengerti cara makan misang kenapa kita tidak,” tambahnya.
[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=pYvJWj5QQuc” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]
[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=D-hBXV9BkDU” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]
Jadi, apa alasan yang sah untuk dapat mengkonsumsi kulit pisang? Alasan utama adalah untuk menghindari pemborosan makanan atau untuk dijadikan alternatif lain pengganti bahan pangan yang ada, kata Bonci.
Mengkonsumsi kulit pisang juga kadang dilakukan untuk mengurangi sampah lingkungan, di mana sebagian besar kulit pisang biasanya akan berakhir di tong sampah dan akan menjadi tumpukan kompos. “Pisang benar-benar kompos,” kata Koeppel. “Mereka akan membusuk di kemudian hari.”
Jika Anda benar-benar ingin mencoba kulit pisang dengan cara mencampurkannya dalam adonan kue, mungkin hal itu tidak akan berakibat buruk.
“Satu-satunya bahaya yang saya lihat adalah pestisida yang mungkin telah terakumulasi di permukaan,” kata Levitsky. “Jadi, jika Anda ingin menggunakan kulit pisang sebagai bahan campuran dalam adonan kue maka sebaiknya Anda mencucinya dan pastikan hingga benar-benar bersih.”
Artikel di atas disadur dari tulisan yang dipublikasi oleh Linda Carroll di situs today.com. Ia adalah kontributor tetap untuk NBCNews.com dan today.com