PUGAM.com – Pada acara peluncuran OnePlus 3 di Shenzen, CEO OnePlus Pete Lau menegaskan bahwa tren ponsel murah OnePlus telah berakhir, dengan kata lain perusahaan mengkonfirmasi bahwa OnePlus X tidak akan memiliki penerus.
Lau tidak mengatakan bahwa OnePlus X adalah ponsel yang buruk atau tidak populer, tapi Lau mengatakan bahwa OnePlus akan benar-benar fokus pada satu flagship saja untuk memperkuat pondasi perusahaan. Lau menambahkan perusahaan tidak akan membangun pondasi dengan terus-menerus terlibat dalam perang harga ponsel murah dengan perusahaan lain.
Seperti yang telah diketahui, nama OnePlus sendiri awalnya dikenal sebagai produsen yang berani menawarkan ponsel murah dengan kualitas baik dan setidaknya itulah yang membuat mereka semakin berkembang hingga seperti sekarang. OnePlus X adalah perangkat terjangkau yang berada pada kisaran harga US$270 atau sekitar 3,6 juta rupiah. Munculnya OnePlus 3 dengan harga mencapai 5,3 juta rupiah benar-benar akan mengakhiri tren ponsel murah dari OnePlus.
Ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang mereka termasuk rencana pengembangan OS Oxygen secara global dan OS asal China lainnya yang masih bercita rasa Android, Hydrogen OS. Lau mengatakan, pihaknya akan terus berinvestasi dalam layanan purna jual dan menawarkan produk-produk gaya hidup seperti tas yang baru saja diresmikan dalam sebuah pameran untuk lebih mempromosikan merek OnePlus itu sendiri.
Tanpa memberikan angka penjualan, Lau menunjukkan bahwa perusahaannya menuai hasil yang sangat baik di seluruh Eropa, India dan Amerika Serikat. Dia mengharapkan Eropa akan tetap menjadi pasar potensioal terbesar OnePlus.
Sementara itu, OnePlus sendiri masih berada di puncak teratas kategori ponsel dengan harga di atas 4 juta di India, ini tercermin dari grafik best seller di Amazon India. Tidak seperti pesaing lokalnya, OnePlus akan tetap berhati-hati di China dan memfokuskan sumber daya hanya pada saluran online dan tidak akan terus membukan toko fisik di China.
“Ini semua akan terlihat masuk akal dalam kurun waktu 20 tahun,” ujar Lau. “Beberapa vendor mengatakan bahwa model pasar online hanya mengulur-ulur waktu saja sehingga strategi tersebut tidak dipandang populer oleh mereka, tapi saya melihatnya sebagai sebuah peluang, yang perlu Anda lakukan hanyalah terus bekerja keras,” sambungnya.