PUGAM.com – Berbicara mengenai aurora, Bumi punya dua tempat terbaik di mana Anda dapat menemukan dan melihat secara langsung fenomena alam yang luar biasa tersebut, yaitu kutub Utara dan Selatan. Namun, tahukah Anda bahwa Bumi bukan satu-satunya planet yang memiliki aurora? Planet yang dijuluki sebaga raksasa gas, Jupiter juga ternyata memiliki aurora.
Aurora Jupiter secara signifikan lebih besar dan mencakup area yang jauh lebih besar dari yang ada di Bumi. Aurora Jupiter juga 100 kali lebih energik dari apa yang kita lihat di sini. Bahkan, begitu energiknya aurora tersebut hingga muncul dalam bentuk cahaya ultraviolet.
Dengan menggunakan teleskop Hubble, para astronom NASA berhasil menangkap pemandangan yang luar biasa. Kombinasi dari pengamatan ini dan data pengamatan pesawat antariksa Juno yang dijadwalkan untuk tiba di orbit Jupiter pada tanggal 4 Juli nanti akan memungkinkan para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana medan magnet planet Jupiter berinteraksi dengan aurora.
“Aurora ini sangat dramatis dan di antara yang paling aktif yang pernah saya lihat,” kata Jonathan Nichols dari University of Leicester, peneliti utama dari studi yang menggambarkan temuan ini. “Itu terlihat seperti Jupiter sedang mengadakan pesta kembang api menyambut kedatangan pesawat antariksa Juno,” sambungnya.
Terbentuknya aurora disebabkan oleh partikel bermuatan, sebagian besar elektron dan proton yang dihasilkan dari “angin” matahari yang menyebar di bagian atas atmosfer planet tersebut. Proses ini menyebabkan ionisasi dan eksitasi gas, yang kemudian menghasilkan cahaya dengan warna yang berbeda tergantung dari gas dan energi yang terkena dampak ionisasi dan eksitasi.
Bidang magnetik Jupiter yang 20.000 lebih kuat dari Bumi mempercepat pergerakan partikel bermuatan ke arah kutub planet tersebut, dan di sana mereka “terbanting” ke atmosfer yang kemudian memancarkan cahaya ultravioler.
Dalam sebuah video timelapse di akhir artikel ini, aurora tampak mengitari kutub utara planet Jupiter, terbit, memudar, berubah bentuk, dan secara umum mencerminkan lingkungan magnetik kompleks yang mengelilingi Jupiter.
Aurora Jupiter pertama yang dinamakan “Aurora Jovian” ditemukan pada tahun 1979 oleh pesawat antariksa Voyager 1 milik NASA. Dalam pengamatannya, mereka melihat cincin cahaya tipis pada sisi malam planet Jupiter yang sangat mirip dengan aurora Bumi.
Pada titik tersebut, mereka menganggap bahwa aurora Jovian tidak berbeda jauh dengan aurora yang ada di Bumi. Namun, mereka menyadari bahwa puncak luminositas aurora Jovian mtampak berwarna ultraviolet, jelas ini berbeda jauh dengan auora Bumi.
Sejak itu, aurora Jupiter selalu menjadi hal menarik bagi para astronom. Dengan teleskop Hubble, kini para astronom mengamati raksasa gas tersebut setiap hari untuk menyoroti perubahaan yang terjadi.
Hingga saat ini, pengamatan Hubble masih berlangsung dan dengan data yang dikombinasikan dengan pengamatan pesawat Juno, hal ini akan memakan waktu beberapa minggu lagi untuk rampung. Mudah-mudahan, pengamatan ini akan membuka rahasia mengenai aurora terbaik yang ada di sistem Tata Surya kita.
[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=ihDFCs3o-gI” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]
[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=hPC9pLZ51S8″ autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]