Alasan Ilmiah Mengapa Beberapa Orang Tertarik pada Anak-anak

Alasan Ilmiah Mengapa Beberapa Orang Tertarik pada Anak Kecil

Artikel ini disadur dari tulisan yang dibuat oleh seorang dosen senior ilmu Kriminologi Forensik di University of New England, Xanthe Mallet yang diterbitkan di theconversation.com dan dilansir oleh iflscience.com.

PUGAM.com – Setelah bekerja sama dengan polisi di Australia dan Inggris untuk mengidentifikasi para pelaku kejahatan seksual pada anak-anak, orang selalu bertanya padaku: “Bagaimana Anda bisa tahu bahwa seseorang itu pedofil dan membedakannya dari orang normal ?”

Yah, saya dapat memberitahu Anda satu hal, mereka tidak memiliki tanduk dan ekor. Mereka terlihat dan bertindak seperti Anda dan saya, kecuali satu perbedaan utama: mereka tertarik secara seksual pada anak-anak.

Apa itu Pedofil?

Seorang pedofil, seperti yang didefinisikan oleh “Pedoman Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental” adalah individu yang secara seksual tertarik pada anak-anak praremaja, umumnya berumur 13 tahun atau kurang.

Ada beberapa klasifikasi berbeda tergantung pada tahap perkembangan seksual sang anak. Mereka yang tertarik secara seksual pada anak-anak yang berada di puncak pubertas (biasanya anak usia 11-14 tahun) dikenal sebagai hebephiles“, sedangkan “ephebophiles” adalah individu yang tertarik secara seksual pada anak-anak yang telah melewati masa pubertas (remaja usia 15-19 tahun).

Tidak semua pedofil adalah pelaku kejahatan seks anak, dan sebaliknya tidak semua pelaku kejahatan seks anak adalah seorang pedofil. Beberapa orang yang melakukan kejahatan seks pada anak bahkan tidak memiliki ketertarikan sama sekali terhadap anak-anak.

Kejahatan seks atau pelecehan seksual adalah tentang kesempatan, anak dianggap sebagai pengganti seksual yang sama sekali tidak bisa mereka (pelaku) dapatkan dari sesama orang dewasa. Dalam beberapa kasus, pelecehan seksual juga dianggap sebagai salah satu cara untuk mendominasi dan memiliki kendali atas individu yang lain.

Hampir 90% dari anak-anak yang mengalami pelecehan seksual, dilecehkan oleh orang yang mereka kenal, dan dari 10% sisanya, beberapa anak merupakan korban dari perdagangan seks. Ini cukup menjadi sorotan pekan ini terutama setelah muncul kasus seorang pria dari Melbourne diduga melakukan perjalanan ke Los Angeles untuk membeli seorang anak enam tahun yang akan dijadikannya sebagai budak seks.

Interpol baru-baru ini telah mencatat bahwa kasus kekerasan seksual terhadap anak meningkat pada orang-orang yang selalu bepergian ke luar negeri, fenomena ini kemudian disebut “wisata seks anak”. Wisata seks telah menjadi momok di abad ke-21 sebagai akibat dari semakin murahnya biaya perjalanan ke luar negeri.

Banyak orang beranggapan bahwa mereka tidak akan ditangkap jika sering bepergian ke negara-negara berkembang dan menyalahgunakan anak-anak di sana. Banyak dari mereka merupakan warga negara Australia dan beranggapan bahwa hukum Australia tidak akan berlaku di luar negeri, tentu anggapan mereka itu salah.

Setiap orang yang melakukan perjalanan dari Australia ke luar negeri untuk melakukan kejahatan seks pada anak akan menghadapi tuntutan yang sama seperti ketika mereka melakukannya di dalam negeri. Polisi federal sangat menyadari aktivitas kejahatan ini dan sejauh ini mereka telah menuntut sejumlah individu di bawah hukum “Pariwisata Seks Anak.”

Apakah Pelaku Memiliki Kecenderungan Mengulangi Perbuatannya?

Beberapa dari pelaku kejahatan seks pada anak tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan itu salah. Mereka hanya yakin bahwa perbuatan itu merupakan bentuk “cinta” mereka terhadap anak-anak. Sekitar 17% dari pelaku kejahatan seks pada anak cenderung untuk kembali mengulangi perbuatan yang sama dalam jangka waktu dua tahun.

Mereka yang memiliki keyakinan bahwa perbuatan atau kontak seksual yang mereka lakukan tidak merugikan anak-anak sangat tidak mungkin untuk direhabilitasi.

Pemerintah di beberapa negara termasuk Australia telah memberlakukan hukuman “pengebirian kimia”, yaitu dengan menggunakan obat untuk mengurangi libido seseorang, tapi kami tahu bahwa itu sama sekali tidak bekerja. Seringkali, pelaku kejahatan seks pada anak melakukan perbuatannya atas dorongan keinginan untuk mendominasi dan mengontrol korban, bukan atas dorongan gairah seksual.

Jadi, Mengapa Seseorang Melakukan Kejahatan Seks pada Anak?

Beberapa orang yang di masa lalunya sebagai anak-anak pernah menjadi korban pelecehan seksual berpotensi untuk menjadi pelaku di kemudian hari. Sebuah studi menunjukkan bahwa 33% sampai 75% korban pelecehan seksual anak berpotensi untuk menjadi pelaku.

Lalu bagaimana dengan orang yang tidak pernah menjadi korban tetapi memiliki ketertarikan terhadap anak? Penelitian menunjukkan mungkin ada alasan biologis dibalik itu. Data yang diterbitkan di Biology Letters mengungkapkan bahwa otak seorang pedofil menyimpan seluruh jawaban mengapa seseorang dapat tertarik pada anak-anak.

Meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana otak seorang pedofil bekerja pada akhirnya akan membantu kita dalam mengidentifikasi mereka yang memiliki minat seksual terhadap anak-anak.

Berapa Banyak Pelaku Kejahatan Seks Anak yang Berkeliaran di Luar Sana?

Kami tidak tahu berapa banyak orang yang memiliki preferensi seksual terhadap anak-anak. Salah satu cara untuk dapat mengukur minat seksual pada anak-anak adalah dengan memplot jumlah yang meningkat dari situs yang diperuntukan bagi para pelaku seks, termasuk pelaku kejahatan seks pada anak, dan orang-orang yang tertangkap dengan sengaja mengakses konten-konten yang berhubungan dengan pelecehan seksual pada anak.

Untuk memberikan gambaran, pada tahun 2015 hasil kolaborasi Interpol dengan polisi di seluruh dunia, ada sedikitnya 4.000 pelaku yang ditangkap sebelumnya mengakses gambar atau konten yang berkaitan dengan pelecehan seksual.

Ada harapan bahwa dokter di kemudian hari dapat membantu mengidentifikasi orang dengan kecenderungan ini melalui analisis fungsi otak. Mudah-mudahan suatu hari kita dapat lebih mudah memahami sebab-akibat dari hasrat seksual yang keliru tersebut untuk mencegah siklus ini terus berlanjut.

Shares
Please Login, Register or comment as Guest.
Subscribe
Pilihan:
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments