PUGAM.com – Jika Anda hendak memanggang ikan, memanggang sayuran atau sekedar memanggang daging untuk makan malam, kemungkinan besar Anda akan membungkus makanan tersebut dengan aluminium foil kemudian memanggangya di dalam oven. Apa yang mungkin tidak Anda sadari adalah bahwa beberapa senyawa dari foil tersebut akan ikut larut ke dalam makanan Anda dan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda.
Penelitian yang dilakukan oleh kepala bidang kimia Universitas Ains Sams yang juga seorang profesor, Ghada Bassioni telah mengamati penggunaan aluminium untuk memasak dan menyiapkan makanan. Alumunium tidak hanya bisa Anda temukan dalam bentuk foil, tapi itu adalah bahan dasar peralatan memasak yang paling populer digunakan oleh orang-orang di negara-negara berkembang.
Panci dan wajan dilapisi dengan bahan yang satu ini, juga dapat ditemukan di beberapa peralatan dapur seperti sendok, garpu dan lain sebagainya. Tembaga yang sebelumnya digunakan untuk sebagain besar peralatan memasak di dapur seiring waktu perannya digantikan oleh aluminium karena lebih murah dalam hal produksi massal dan mudah dibersihkan.
Memasak dalam wajan atau panci aluminium pada dasarnya bukanlah hal buruk, tetapi dengan menempatkannya dalam sebuah foil kemudian meletekkannya di dalam oven, itu lah yang menjadi masalah. Hal ini terutama berlaku untuk makanan yang mengandung asam atau makanan pedas yang harus dimasak terlebih dahulu dalam suhu tinggi sebelum dihidangkan.
Aluminium dan Kesehatan
Tubuh manusia dapat menerima sejumlah kecil aluminium, ini berarti bahwa paparan minimal dari aluminium masih diperbolehkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan batas asupan harian alumnium yang aman bagi tubuh kita, yaitu 40 mg per kilogram berat badan per hari. Jadi untuk orang yang memiliki berat tubuh 60 kg, asupan maksimal aluminium yang diizinkan hanya 2400 mg.
Alumunium adalah senyawa yang juga hadir dalam jagung, keju kuning, garam, bumbu, rempah-rempah dan teh. Alumunium juga digunakan untuk peralatan masak seperti yang telah dijelaskan di atas. Sulfat aluminium, yang berasal dari aluminium juga digunakan sebagai koagulan selam proses pemurnian air minum.
Para ilmuwan telah mengamati apakah paparan berlebih pada alumunium dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Misalnya, konsentrasi tinggi aluminium juga terdeteksi dalam jaringan otak pasien penderita penyakit Alzheimer.
Para ilmuwan telah meneliti para orang tua yang mengidap penyakit Alzheimer dan menyimpulkan bahwa Alzheimer adalah penyakit modern yang dikembangkan dari kondisi hidup yang berubah terkait dengan industrialisasi masyarakat. Kondisi ini mungkin termasuk penggunaan alumunium yang kian meningkat dalam kehidupan sehari-sehari, termasuk bahan alumunium yang digunakan untuk mengolah dan menyiapkan makanan.
Alumunium juga dapat menimbulkan risiko kesehatan lainnya. Sebuah studi menunjukkan bahwa asupan tinggi aluminium dapat membahayakan beberapa pasien dengan penyakit tulang atau gangguan ginjal. Hal ini juga mengurangi tingkat pertumbuhan sel-sel otak manusia.
Hindari Foil Ketika Memasak
Mengingat semua risiko di atas telah dibuktikan melalui sebuah studi, penting untuk menentukan konsentrasi alumunium saat memasak. Panci dan peralatan masak lainnya cenderung bersifat dioksidasi, artinya terdapat lapisan lembam yang mencegah aluminium larut dan bercampur ke dalam makanan.
Masalahnya adalah bahwa ketika Anda menggosok (mencuci) panci setelah digunakan, lapisan yang aus dari aluminium dapat meresap ke dalam makanan Anda. Ini masih dapat diatasi: ketika Anda membeli panci atau wajan baru, rebus air di dalamnya beberapa kali sebelum digunakan hingga dasar panci/wajan terlihat matt (tidak mengkilap). Ini dilakukan untuk menciptakan sifat oksidasi alami yang dapat mencegah pelarutan alumunium itu sendiri ketika digunakan untuk memasak.
Paci/wajan yang mengkilap setelah dicuci mungkin akan terlihat lebih baik bagi kita orang awam, tetapi dasar panci/wajan yang matt justru lebih baik untuk makanan dan kesehatan Anda.
Hal ini tidak berlaku jika Anda memasak menggunakan foil. Alumunium foil bersifat sekali pakai dan Anda tidak dapat membuat lapisan lembam sebelum menggunakannya. Profesor Ghada Bassioni dalam penelitiannya menemukan bahwa migrasi atau perpindahan senyawa alumunium ke dalam makanan selama proses memasak menggunakan alumunium foil berada di atas batas yang diperbolehkan dan ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berikut video ketika profesor Ghada Bassioni menjelaskan penelitian yang dilakukan bersama rekan-rekannya mengenai apa yang sedang kita bahas ini:
[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=MqdqEqEMHhQ” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]
Aluminium secara signifikan lebih mungkin untuk larut pada tingkat yang lebih tinggi dalam makanan yang bersifat asam seperti lemon, tomat dibandingkan makanan yang hanya mengandung sedikit garam dan alkohol. Tingkat pelarutan alumunium naik ketika rempah-rempah ditambahkan ke dalam makanan yang dimasak menggunakan alumunium foil. Makanan apa pun yang bersifat asam pada dasarnya memicu proses pelarutan alumunium yang sangat agresif ke dalam makanan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa aluminium foil sebaiknya tidak digunakan untuk memasak. Sebaliknya, profesor Ghada Bassioni merekomendasikan untuk menggunakan gelas atau porselen ketika mempersiapkan hidangan panggang.
Bagaimana jika kita bermaksud menggunakan alumunum foil hanya untuk membungkus makanan yang sudah dingin? Menurut profesor Ghada Bassioni, hal tersebut aman meskipun tidak disarankan untuk jangka waktu yang lama karena aluminium foil masih tetap akan larut ke dalam makanan tergantung pada bahan-bahan yang digunakan.