PUGAM.com – Banyak hal-hal yang sebelumnya kita anggap benar mengenai smartphone, ternyata hanya sebuah mitos yang harus mulai ditinggalkan. Di bawah ini kami uraikan 5 mitos paling umum seputar smartphone yang sebelumnya sering kita anggap benar. Setelah membaca artikel ini, diharapkan Anda mengerti bahwa apa yang Anda yakini selama ini salah besar.
Mitos 1: Mengisi Baterai Sampai Penuh di Penggunaan Awal
Ketika pertama kali membeli smartphone, penjual atau pemilik toko selalu menyarankan kita untuk mengisi daya baterai hingga penuh sebelum digunakan. Bahkan, sebelum era smartphone, tak hanya mengisinya sampai penuh, kita pun diharuskan untuk mengisi daya baterai seharian penuh! Proses ini sering disebut sebagai priming baterai.
Praktik seperti itu tidaklah buruk, tetapi tidak benar-benar penting. Tidak ada keharusan bagi Anda untuk mengisi daya baterai perangkat yang baru dibeli hingga penuh, atau bahkan mengisi daya baterai seharian penuh. Dengan tidak melakukannya, Anda tidak akan membahayakan perangkat yang dimaksud.
Kita lihat apa yang dikatakan oleh situs Battery University, situs edukasi yang menawarkan informasi praktik pengisian baterai yang benar:
“Jenis baterai isi ulang yang lebih tua, seperti Nickel Cadmium (NiCd) dan Nickel Metal Hydrate (NiMH) memang perlu priming, tetapi pada baterai Lithum-ion (termasuk Li-ion Polimer) proses tersebut tidak diperlukan.”
Ini berlaku untuk sebagian besar smartphone modern yang menggunakan baterai lithium. Salah satu manfaat melakukan pengisian hingga penuh pada perangkat yang baru dibeli mungkin adalah kalibrasi. Setelah pengisian selesai, persentase baterai yang ditunjukkan mungkin saja lebih mendekati kondisi aslinya, tetapi ketidakakuratan biasanya akan terkoreksi dengan sendirinya setelah beberapa kali pengisian.
Mitos 2: Perangkat Android Aman dari Malware
Ancaman terhadap sistem keamanan Android memang cenderung dibesar-besarkan, dan tidak mengherankan bahwa banyak isu dan pernyataan mengenai sistem keamanan Android justru berasal dari perusahaan keamanan yang memiliki kepentingan agar penjualan produk keamanan mereka meningkat.
Namun, tidak bisa dipungkiri memang bahwa beberapa di antara pernyataan tersebut benar dan terbukti. Lebih dari satu miliar perangkat saat ini menjalankan sistem operasi Android. Isu mengenai keamanan pada Android akan selalu menjadi perhatian utama.
CEO dari perusahaan security Kaspersky Lab, Eugene Kaspersky pernah berbicara kepada iTWire mengenai ancaman perangkat lunak saat ini. “Windows adalah sistem operasi yang jauh lebih baik dibandingkan sisanya (iOS, OS X, dan Android). Selain itu, Microsoft selalu memperketat sistem keamanan mereka di versi-versi berikutnya,” ungkapnya.
Mengenai ancaman keamanan pada platform Android, Kaspersky menyatakan: “Semakin banyak serangan brutal yang diarahkan pada Android, jumlahnya mencapai jutaan dan hanya sedikit yang diarahkan pada iPhone karena mungkin sangat sulit untuk mengembangkan malware pada iOS.”
Sementara itu, laporan keamanan internet dari Symantec untuk tahun 2015 mengklaim bahwa pada tahun 2014, 17 persen dari seluruh aplikasi Android yang ada (jumlahnya hampir satu juta) adalah malware yang disamarkan. Selain itu, laporan ancaman seluler Pulse Secure untuk tahun 2015 mengatakan bahwa platform Android menyumbang sekitar 97 persen dari semua malware yang dikembangkan untuk perangkat mobile.
Ancaman pada sistem keamanan Android akan terus tumbuh dari tahun ke tahun sehingga pastikan Anda tetap aman dan lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan konten dari pihak pengembang. Gunakan konten yang berasal dari sumber terpercaya.
Mitos 3: Live Wallpaper Cepat Menguras Baterai
Kita sering diingatkan untuk tidak memasang live wallpaper pada perangkat karena akan menguras baterai dengan sangat cepat. Tidak menggunakan live wallpaper juga selalu menjadi bagian dari tips & trik menghemat daya perangkat, tetapi sejauh mana sebenarnya live wallpaper menguras baterai Anda? Apakah Anda pernah melakukan pengujian?
Dalam banyak kasus, jika penggunaan live wallpaper tidak melibatkan sensor yang ada pada perangkat, seperti giroskop, atau mengambil data dari aplikasi cuaca, maka tidak ada perbedaan antara wallpaper statis dan live wallpaper dalam hal konsumsi daya.
Untuk membuktikannya, situs AndroidPIT melakukan sebuah pengujian. Mereka mengatur ponsel Sony Xperia Z3 ke dalam mode pesawat dengan kecerahan layar 100%, kemudian memasang live wallpaper pada homescreen. Selanjutnya, batas tampilan layar hidup diatur hingga 30 menit. Daya baterai dalam kondisi terisi penuh 100%.
Proses yang sama dilakukan dengan wallpaper statis. Hasilnya? bisa dilihat pada gambar berikut:
Mitos 4: Task Killer dapat Meningkatkan Kinerja
Menurut situs How to Geek, pemahaman ini tidak hanya salah, tetapi dalam banyak kasus Task Killers justru bisa membahayakan kinerja perangkat Anda. Awal tahun 2015, situs PhoneArena juga mengemukakan pendapat yang sama melalui artikel berjudul “Task killers and memory cleaners can actually do more harm than good and you should stop using them”.
Baca juga: Membersihkan ‘Recent Apps’ pada Android Tidak Memiliki Manfaat
Android adalah sistem operasi mobile yang canggih dan telah dikembangkan untuk menangani banyak aplikasi. Oleh karena itu, kemampuan mengelola aplikasi sudah tertanam pada sistem operasi Android tanpa harus menggunakan aplikasi pihak ketiga. Android dapat melakukannya lebih baik dibandingkan aplikasi-aplikasi lainnya.
Mitos 5: NFC dapat “Membunuh” Baterai
Fitur NFC mempengaruhi daya tahan baterai. Jika memang iya, pengaruhnya sangat kecil dan tidak akan pernah kita sadari. John Bullard, pengembang NFC dan salah seorang pendiri Flomio mengatakan bahwa jika NFC memang mempengaruhi daya tahan baterai, Android sendiri sebenarnya telah menyiapkan langkah-langkah pencegahan, yaitu hanya mengaktifkan NFC dalam keadaan tertentu.
Kecuali Anda menggunakan NFC berkali-kali sepanjang hari. Mengaktifkan NFC sesekali tidak akan banyak mempengaruhi daya tahan baterai. Selain itu, NFC sebenarnya merupakan salah satu fitur yang jarang digunakan.