PUGAM.com – 2018 akan menjadi tahun penting bagi Rusia. Mereka akan menguji mesin nuklir yang dapat membantu para kosmonot mencapai Mars dalam waktu 6 minggu.
Secara fisik, mesin tersebut sebanding dengan pesawat ruang angkasa saat ini yang memerlukan waktu 18 bulan untuk mencapai Mars dan Rusia bisa saja menjadi negara pertama yang mendaratkan manusia di planet merah tersebut.
Sedangkan mesin terbaik saat ini hanya mampu mengantarkan pesawat ruang angkasa ke Mars dalam waktu setengah tahun atau 6 bulan.
Perjalanan pesawat nantinya akan jauh lebih cepat berkat propulsi nuklir, di mana pesawat ini hanya memiliki setengah dari berat pesawat ruang angkasa pada umumnya.
Proyek senilai US$274.000.000 ini awalnya diawasi oleh badan antariksa Roscosmos pada tahun 2010 tapi sekarang proyek telah menjadi tanggung jawab dari kelompok nuklir Rosatom.
Saat masih menjadi Uni Soviet, mereka memiliki lebih dari 30 satelit fisi bertenaga nuklir selama Perang Dingin berlangsung. Kini, Rusia dapat menggunakan 30 satelit tersebut kapanpun.
Sementara Amerika Serikat sendiri hanya pernah menerbangkan satu yaitu pesawat SNAP-10A dengan Sistem Nuklir Auxiliary Power pada tahun 1965.
Insinyur di NASA juga telah menyusun rencana untuk menggunakan propulsi termal nuklir dalam misi ke Mars pada 2033.
Menurut badan antariksa bagian desain, reaksi nuklir yang dihasil dari uranium-235 digunakan untuk memanaskan hidrogen cair di dalam reaktor, mengubahnya menjadi gas hidrogen terionisasi, atau plasma.
Plasma ini kemudian disalurkan melalui nozzle roket untuk menghasilkan daya dorong.
Dr Stanely Borowski, seorang insinyur di John Glenn Research Centre NASA, tahun lalu telah menguraikan bagaimana kemudian sistem ini dapat digunakan untuk mendorong pesawat ruang angkasa.
Dia memperkirakan bahwa kendaraan tersebut (roket bertenaga nuklir) bisa menyelesaikan 40 juta mil perjalanan ke Mars dalam 100 hari.
Proposal untuk menggunakan roket bertenaga nuklir juga dibahas dalam presentasi tahun lalu oleh Dr Michael Houts, manajer penelitian nuklir di NASA Marshall Space Flight Center.