PUGAM.com – Cocoon adalah sebuah perangkat keamanan rumah inovatif yang dapat memantau kondisi rumah dan melaporkan seluruh aktivitas yang mencurigakan kepada pemilik rumah ketika mereka berada di luar.
Dikembangkan oleh perusahaan startup asal Inggris, Cocoon mampu mendeteksi suara frekuensi rendah dan merekam video dengan kualitas HD, juga dilengkapi dengan konektivitas wifi.
Sanjay Parekh, co-founder dari Cocoon menceritakan pengalamannya ketika ia menggunakan perangkat yang satu ini.
Suatu hari ia sedang berlibur diluar rumah dan tiba-tiba aplikasi pada smartphone-nya mengirimkan pemberitahuan bahwa telah terjadi aktivitas mencurigakan di rumahnya.
Parekh lalu menyaksikan video yang dikirimkan oleh Cocoon dan menunjukkan bahwa ada kiriman surat yang mendarat di depan pintu rumahnya.
Cocoon sudah mulai tersedia di Inggris sejak bulan Mei 2016 dan dalam peluncurannya, mereka membangun kemitraan dengan perusahaan asuransi Zurich Insurance. Mereka akan menjual Cocoon bersama dengan diskon asuransi rumah.
“Ini semua tentang membuat orang merasa aman ketika meninggalkan rumah,” ucap Parekh. “Mengetahui bahwa ada perangkat pemantau cerdas di dalam rumah yang bekerja 24 jam akan memberi Anda ketenangan pikiran,” ungkapnya.
Cocoon diciptakan oleh lima ahli teknologi yang merasa tidak puas dengan sistem alarm rumah. Dan Conlon, juga merupakan co-founder dari Cocoon yang sebelumnya mendirikan Humyo.com dan menjadi direktur teknik di Trend Micro merasa sangat kesal ketika alarm rumahnya berbunyi tapi ternyata itu merupakan peringatan palsu.
Conlon tidak bisa mematikan alarm dari jarak jauh, “Dia akhirnya harus naik tangga dan menarik alarm tersebut dari dinding,” kata Parekh. “Frustasi membuatnya berpikir harus ada cara yang lebih baik untuk memantau rumah hanya dari sebuah saklar alarm biner,” tambahnya.
Seperti namanya, Cocoon yang berarti “kepompong” memiliki bentuk bulat seukuran bola tenis. Alat ini dapat menangkap suara frekuensi rendah yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia.
Dilengkapi dengan kamera video HD, detektor gerak dan sensor suhu, juga perangkat lunak yang memungkinkan Cocoon mempelajari situasi. Perangkat ini dihubungkan melalui aplikasi *smartphone* sehingga pemilik rumah bisa terus memantau kondisi rumah ketika mereka berada di luar.
Cocoon secara otomatis akan mengaktifkan dirinya ketika pengguna meninggalkan rumah dan akan mematikan sistem ketika mereka kembali, kata Parekh.
Ketika perangkat mendeteksi aktivitas yang mencurigakan di dalam rumah, Cocoon akan mengirimkan peringatan melalui aplikasi dan meminta pemilik untuk menonton video berdurasi 30 detik secara live sebelum mengambil keputusan untuk menghubungi polisi atau bergegas kembali ke rumah.
Komunikasi antara Cocoon dan pemilik rumah sepenuhnya telah dienkripsi secara end-to-end sehingga pihak perusahaan pun tidak dapat mengakses data pengguna pada Cocoon.
Setelah memulai hanya dengan lima orang pada bulan Mei 2014, kini mereka telah berkembang dan memiliki 22 orang yang bekerja di Leeds dan London.
Proyek ini awalnya didanai sendiri namun kini mereka telah menerima bantuan sebesar US$4 juta termasuk US$3 juta dari Aviva Ventures sekaligus menjadikan Cocoon sebagai lahan investasi pertama bagi Aviva Ventures, bidang teknologi dari sebuah perusahaan asuransi dengan nama yang sama.
“Ini sangat tepat bahwa investasi pertama kami adalah dengan Cocoon – bisnis baru yang menarik dengan menggabungkan produk yang unik, teknologi perintis dan tim manajemen yang kuat di sektor keamanan rumah yang ditetapkan untuk pertumbuhan yang signifikan,” kata Ben Luckett, managing director Aviva Ventures.
Aviva Ventures memprediksi pasar smart home akan bernilai sekitar US$35 miliar pada tahun 2020.
Cocoon dijual dengan harga £299 US$422 atau sekitar 5,5 juta rupiah beserta aplikasi android dan iOS gratis.
[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=7f8nZ3qEy9o” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]