PUGAM.com – Mengambil gambar dan video dari udara, sebagian besar drone dapat melakukannya. Tapi bagaimana jika Anda tidak memiliki keahlian untuk mengendalikan drone? Kamera terbang seperti Hover Camera adalah jawabannya.
Hover Camera adalah kamera terbang pertama yang sepenuhnya otonom serta bisa dilipat. Alat ini tidak terlihat seperti quadcopter pada umumnya karena ukurannya pun hanya setebal buku.
Terdiri dari dua panel sayap, masing-masing berisi 2 baling-baling yang ditempatkan dalam rangka logam, sedangkan bagian tubuh dari alat ini terbuat dari serat karbon sehingga ringan tapi juga kokoh.
Hover Camera yang secara teknis masuk dalam jenis quadcopter ini hanya memiliki berat 0,55 pound atau sekitar 240 gram dan ketika dilipat, alat ini mudah untuk disimpan di dalam tas.
Bagian inti dari Hover Camera adalah kamera 13 megapiksel yang mampu merekam video 4K pada 30 frame per detik. Selain teknologi gimbal single-axis, Hover Camera juga dilengkapi electronic image stabilization untuk menstabilkan kamera saat pengambilan gambar.
Hover Camera menggunakan sensor optik dan sonar untuk dapat menstabilkan diri ketika melayang, sementara prosesor Qualcomm Snapdragon 801 (biasa ditemukan pada ponsel HTC One M8 dan Samsung Galaxy S5) akan menangani sistem komputer canggih dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi dan melacak wajah atau tubuh pengguna.
Mengingat tidak bergantung pada kontrol manusia, maka Hover Camera memerlukan kekuatan prosesor yang cukup handal untuk memproses algoritma kompleks seperti menjaga alat ini tetap melayang, untuk secara akurat melacak wajah, tubuh dan lingkungan menggunakan Lokaslisasi Simultan dan Pemetaan (SLAM).
Untuk dapat menggunakannya, pengguna tidak perlu menguasai teknik khusus atau pelatihan. Kamera akan beroperasi ketika pertama kali dihidupkan.
Ini artinya, Hover Camera sama sekali tidak memerlukan controller karena sepenuhnya bekerja dengan cara melacak wajah dan akan mengikuti pergerakan pengguna secara otomatis.
Tidak seperti kebanyakan drone, Hover Camera tidak dirancang untuk perjalanan jauh karena tidak dilengkapi dengan GPS. Seperti namanya, Hover Camera dimaksudkan untuk menjadi juru foto pribadi bagi pencinta selfie.
Untuk lepas landas, Hover Camera hanya perlu dilempar secara halus ke udara dan pengguna tidak perlu khawatir jika alat ini jatuh, karena material serat karbon akan meminimalisir dampak benturan, atau jika baling-baling rusak/hancur, pengguna dapat menggantinya dengan mudah.
Karena baling-baling berada dalam rangka logam, pengguna dapat meraihnya menggunakan tangan ketika melayang atau menyesuaikan posisi mereka dengan mendorongnya ke area yang dimaksud.
Hover Camera merupakan sebuah produk dari Zero Zero Robotics, sebuah perusahaan berbasis di Beijing, Cina yang telah mendirikan kantor di San Francisco.
Perusahaan ini telah mengumpulkan 25 juta dollar dana pribadi dan bekerja secara rahasia sejak didirikannya pada tahun 2014 oleh dua lulusan engineering dari Stanford, salah satunya adalah M.Q. Wang.
Perusahaan pada awalnya akan memperkenalkan Hover Camera lebih awal namun beberapa masalah teknis membuat mereka harus menunggu hingga tahun 2016. Wang mengatakan, Hover Camera harus memenuhi tiga unsur sebelum dilepas ke pasaran, yaitu portabel, aman dan mudah digunakan.
Hover Camera kini telah dipasarkan dengan kisaran harga US$600 atau sekitar 7,9 juta rupiah.
Dalam hal pengembangan kedepannya, Wang mengatakan hardware pada dasarnya sudah lengkap dan perusahaan pun telah mengonfigurasi ulang perangkat lunak, seperti menurunkan RPM baling-baling untuk menurunkan kebisingan.
Sejauh ini, baterai menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. Hover Camera hanya mampu beroperasi maksimal selama 8 menit, namun perusahaan rencananya akan memasok empat unit beterai lithium-ion sekaligus.
[pg_youtube_advanced url=”https://www.youtube.com/watch?v=aOn-BG4h0pQ” autohide=”yes” rel=”no” https=”yes”]