PUGAM.com – Sebuah fragmen dari kapak batu ground-edge ditemukan di Australia (berusia lebih tua 10.030 tahun dari penemuan sebelumnya). Fragmen kapak yang ditemukan di daerah terpencil Australia Barat tersebut, diperkirakan berusia antara 45.000 hingga 49.000 tahun. Para arkeolog dari Universitas Sydney percaya kapak tersebut diciptakan untuk menanggapi konteks lingkungan yang baru setelah manusia tiba di Australia sekitar 50.000 tahun yang lalu.
Para peneliti mencatat kemiripan dengan alat-alat ground-edge di Asia ketika manusia mulai menduduki kepulauan Jepang pertama kalinya sekitar 38.000 tahun yang lalu. Mereka percaya ini adalah bukti dari pola inovasi yang terkait dengan proses kolonisasi. “Manusia yang menyebar sering berinovasi saat mereka memasuki wilayah-wilayah baru, ketimbang mempertahankan teknologi yang telah digunakan sebelumnya,” tulis para peneliti dalam sebuah makalah jurnal.
Anehnya, teknologi ini tampaknya tidak tersebar pada para pemukim awal di seluruh Australia. Bukti saat ini menunjukkan bahwa kapak-kapak ground-edge hanya digunakan di daerah tropis bagian utara. Dan kapak-kapak tertua yang ditemukan di bagian selatan daratan utama Australia diperkirakan tidak lebih dari hanya beberapa ribu tahun.
Hal ini menunjukkan adanya 2 kemungkinan, yaitu ada dua kelompok manusia yang berbeda menempati benua ini, atau orang-orang mulai meninggalkan teknologi tersebut saat mereka menyebar ke gurun-gurun dan hutan-hutan subtropis.
Fragmen kapak tersebut berasal dari sebuah situs yang disebut Carpenter Gap 1, di wilayah terpencil Australia Barat Kimberley yang mulai digali pada awal 1990-an. Fragmen itu sendiri tidak ditemukan sampai 2014. Penelitian telah menunjukkan bahwa fragmen itu merupakan pecahan dari tepian kapak yang dipoles – kemungkinan kapak hafted tepi bulat (kapak dengan pegangan terpasang) – ketika pemiliknya menajamkan kembali kapak itu.
Kapak itu sendiri dibentuk dari batu basalt yang kemudian dirapikan dan ditajamkan dengan cara menggesekannya di atas batu-batu yang lain.
Penemuan fragmen ini juga memberikan bukti bahwa produksi kapak ground-edge lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya, dan lebih menjelaskan lagi cara adaptasi dari manusia purba. Inovasi teknologi yang dipicu oleh konteks lingkungan memiliki dampak yang diserap ke dalam sistem budaya, dan memulai proses pembedaan antara masyarakat yang masih berlangsung hingga saat ini.
Sebuah makalah yang menjelaskan penemuan dan analisis selanjutnya telah diterbitkan dalam jurnal Australian Archaeology.