{"id":3202,"date":"2016-08-02T14:34:30","date_gmt":"2016-08-02T07:34:30","guid":{"rendered":"http:\/\/www.pugam.com\/?p=3202"},"modified":"2016-11-14T11:15:55","modified_gmt":"2016-11-14T04:15:55","slug":"uber-china-mulai-bergabung-dengan-sang-rival-didi-chuxing","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pugam.com\/3202\/uber-china-mulai-bergabung-dengan-sang-rival-didi-chuxing\/","title":{"rendered":"Uber China Mulai Bergabung dengan Sang Rival Didi ChuXing"},"content":{"rendered":"
Kredit: Andrew Harrer\/Bloomberg via Getty Images<\/p><\/div>\n
PUGAM.com<\/strong> – Uber telah mengungkapkan bahwa Uber China akan segera dijual ke rival terdekat mereka dalam bisnis ride-sharing,<\/em> Didi ChuXing<\/span>. Kabar mengenai langkah merger<\/em> ini mulai muncul ke permukaan hanya beberapa hari setelah Departemen Perhubungan China melalui peraturan federal melegalkan jaringan ride-sharing<\/em>.<\/p>\n
Uber China tetap tidak akan mengubah namanya, tetapi mereka akan bergabung menjadi perusahaan yang jauh lebih besar bersama Didi ChuXing<\/span>. Didi ChuXing<\/span> akan memberikan Uber saham sebesar 5,89 persen di perusahaan gabungan ini, yang berarti Uber akan menerima sekitar 17,7 persen pada kepemilikan saham pilihan. Nilai saham\u00a0Didi ChuXing<\/span> diperkirakan akan menjadi US$35 miliar atau sekitar 456 triliun setelah langkah penggabungan ini.<\/p>\n
Pendiri Uber, Travis Kalanick dan pendiri Didi ChuXing<\/span>, Cheng Wei akan bergabung dengan dewan perusahaan masing-masing. Didi ChuXing<\/span> juga berencana akan membawa sumber daya manusia yang ahli dalam bidang teknologi dan manajemen ke Uber China.<\/p>\n
“Perjanjian dengan Uber akan membuat industri transportasi lebih sehat dengan jalur pertumbuhan yang lebih berkelanjutan pada tingkat yang lebih tinggi,” ujar Wei.<\/p>\n
Meskipun Uber China kini melayani sekitar 150 juta penumpang setiap bulannya, usaha mereka telah menelan biaya sekitar 26 triliun rupiah selama dua tahun terakhir tanpa ada keuntungan. Didi ChuXing<\/span>, yang melayani sekitar 1,43 miliar penumpang tahun lalu juga pernah mengalami hal serupa.<\/p>\n