{"id":4965,"date":"2016-09-18T22:38:48","date_gmt":"2016-09-18T15:38:48","guid":{"rendered":"http:\/\/www.pugam.com\/?p=4965"},"modified":"2017-10-22T19:00:05","modified_gmt":"2017-10-22T12:00:05","slug":"mengapa-ponsel-android-tidak-dalam-keadaan-ter-root-sejak-awal","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pugam.com\/4965\/mengapa-ponsel-android-tidak-dalam-keadaan-ter-root-sejak-awal\/","title":{"rendered":"Mengapa Ponsel Android Tidak dalam Keadaan ter-Root Sejak Awal?"},"content":{"rendered":"
<\/p>\n
PUGAM.com<\/strong> – Bagi Anda pengguna Android yang sudah tidak asing lagi dengan istilah root<\/em> atau rooting<\/em>, tentu Anda tahu apa saja keuntungan dari proses ini. Ketika seorang pengguna Android memutuskan untuk me-rooting<\/em> perangkatnya, itu berarti ia ingin mendapatkan akses yang lebih atau ingin melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan di perangkat non-root<\/em>.<\/p>\n Dengan banyaknya manfaat yang ditawarkan, terlepas dari risiko yang juga menyertainya, kini banyak pengguna Android yang memutuskan untuk me-rooting<\/em> perangkat mereka. Muncul pertanyaan, jika begitu mengapa setiap ponsel Android yang dijual tidak dalam keadaan sudah ter-root<\/em> dari awal? Bukankah rooting<\/em> menawarkan banyak manfaat bagi pengguna?<\/p>\n Sayangnya, Google sebagai pemilik sistem operasi mobile<\/em> terpopuler ini tidak sependapat. Google berpendapat bahwa rooting<\/em> adalah sebuah kesalahan untuk alasan keamanan, karena dapat merongrong model keamanan Android itu sendiri.<\/p>\n Selama bertahun-tahun, Google telah menambahkan lebih banyak fitur atau fungsi yang sebelumnya hanya bisa didapat ketika perangkat sudah ter-root<\/em>, seperti fungsi mengambil screenshot<\/em>, fitur enkripsi, dan fitur VPN. Tujuannya hanya satu, yakni meminimalkan kebutuhan pengguna akan rooting<\/em>.<\/p>\n Android adalah sistem operasi berbasis Linux sehingga “root user” <\/em>pada Android setara dengan user Admisitrator<\/em> pada Windows. Istilah rooting<\/em> berarti mendapatkan akses root<\/em> ke perangkat smartphone<\/em> atau tablet dan mampu menjalankan aplikasi dengan akses root<\/em>.<\/p>\n Proses rooting<\/em> standar akan melibatkan aplikasi, seperti Superuser atau SuperSU. Aplikasi ini bertugas mengawasi aplikasi lainnya yang membutuhkan akses root<\/em> untuk dapat berfungsi dengan baik.<\/p>\n Ini artinya, setiap aplikasi yang membutuhkan akses root<\/em> di perangkat Anda tidak bisa mendapatkan akses root<\/em> secara bebas, mereka terlebih dahulu harus meminta izin kepada Anda melalui Superuser atau SuperSU. Anda kemudian dapat mengonfirmasi atau menolak permintaan tersebut.<\/p>\n <\/p>\n Android menggunakan model keamanan Lunix dengan cara yang berbeda. Setiap aplikasi Android, berjalan dengan user<\/em> ID atau UID mereka masing-masing. Ini berarti bahwa setiap aplikasi memiliki data yang terisolasi dari aplikasi lainnya. Jika Anda menginstal aplikasi banking<\/em> misalnya, data akan disimpan dan hanya dapat diakses oleh aplikasi yang bersangkutan; aplikasi lain di perangkat Anda tidak dapat menggunakan atau bahkan mengintip data tersebut.<\/p>\n Nah, itu semua bisa berubah ketika Anda menjalankan aplikasi sebagai root user<\/em>, atau sederhananya ketika Anda me-rooting<\/em> perangkat Anda. Aplikasi tidak lagi berjalan di daerah sandbox<\/em> mereka masing-masing; aplikasi akan memiliki akses ke seluruh sistem.<\/p>\n Sebuah aplikasi yang mendapatkan akses root<\/em> dapat membaca data aplikasi lain, inilah mengapa aplikasi seperti Titanium Backup, Lucky Patcher, atau aplikasi cheating<\/em> membutuhkan akses root untuk dapat bekerja, itu karena mereka perlu membaca data aplikasi lain.<\/p>\n <\/p>\n Mendapatkan akses penuh ke sistem dapat berarti bahwa malware berpotensi memanfaatkan akses root<\/em> untuk melakukan lebih banyak kerusakan dari biasanya. Ketika sebuah aplikasi mendapatkan akses root<\/em>, mereka dapat melakukan apapun, menjalankan key logger<\/em> di latar belakang tanpa memberitahu Anda, mengekstrak informasi akun Anda dari aplikasi lain, atau bahkan mengacaukan perangkat dengan menghapus file sistem.<\/p>\n Jika Anda tahu apa yang Anda lakukan dan hanya men-download<\/em> aplikasi root terpercaya, Anda dapat terhindar dari risiko ini. Sayangnya, tidak banyak pengguna yang mengerti secara teknis bagaimana Android bekerja. Mereka tidak peduli tentang bagaimana Titanium Backup dapat bekerja dan memiliki akses ke seluruh file sistem.<\/p>\n Ini penting! Jangan pernah menyarankan, memaksa atau bahkan tanpa izin me-rooting<\/em> perangkat teman atau keluarga Anda, meskipun tujuan Anda baik. Keputusan untuk me-rooting<\/em> perangkat haruslah datang dari si pengguna itu sendiri.<\/p>\n Anda pasti pernah mendengar istilah di atas. Masalah rooting<\/em> tidak hanya mencakup malware. Dengan akses penuh ke file sistem atau file-file penting lainnya, Anda berpotensi merusak perangkat Anda sendiri, ketika misalnya secara sadar atau tidak Anda menghapus salah satu file sistem, atau menghapus aplikasi inti. Ini sangat mungkin terjadi.<\/p>\n Intinya, jika Anda tidak mengerti apa yang Anda lakukan, apa itu root<\/em>, apa saja yang harus dihindari, maka Anda sangat berpotensi melakukan kerusakan serius pada ponsel Anda sendiri.<\/p>\n Beberapa produsen smartphone<\/em> bisa saja menolak klaim garansi Anda jika diketahui Anda telah me-rooting<\/em> perangkat tersebut. Apa alasan jelas mereka menolak garansi kita?<\/p>\n Tidak ada yang tahu apa saja yang telah Anda lakukan dengan akses root<\/em>. Bisa saja Anda menggunakan akses root<\/em> untuk memodifikasi file sistem yang akhirnya mengakibatkan perangkat lunak di ponsel tidak lagi bekerja dengan benar. Jadi, masuk akal bukan apabila mereka menolak garansi Anda ketika diketahui perangkat sudah dalam keadaan ter-root<\/em>?<\/p>\n Jika kerusakan terjadi pada hardware<\/em>, rooting<\/em> bukanlah faktor utama yang akan disalahkan (kecuali Anda memasang aplikasi overclocking<\/em> yang membutuhkan akses root<\/em>, yang akhirnya merusak hardware<\/em> Anda karena dipaksa bekerja secara berlebih).<\/p>\n Perlu diketahui, masing-masing produsen memiliki kebijakan yang berbeda terkait rooting<\/em> dan kami akan coba membahasnya di artikel lain. Untuk sementara, kami menyarankan bagi Anda yang ingin mengajukan klaim garansi, unroot<\/em> terlebih dahulu perangkat Anda (meskipun cara ini tidak 100% ampuh), mungkin saja mereka masih dapat mendeteksi perangkat-perangkat yang sebelumnya pernah di-root<\/em>.<\/p>\n Bagian ini kami sertakan mengingat ada opsi serupa di sistem operasi mobile<\/em> selain Android, yaitu iOS. Jika di Android kita menyebutnya root<\/em> atau rooting<\/em>, di iOS biasa disebut jailbreak<\/em> atau jailbroken<\/em> (mengacu pada perangkat yang sudah di-jailbreak<\/em>).<\/p>\n Jailbreak<\/em> pada iOS hampir sama dengan root<\/em> pada Android. Jadi, menurut kami alasan yang sama mendasari Apple untuk tidak menyediakan opsi\u00a0jailbreak<\/em> sejak awal pada perangkat iPhone.<\/p>\n Singkatnya, rooting<\/em> memberikan Anda akses penuh ke sistem, menawarkan banyak fungsi serta fitur yang tidak bisa didapat di perangkat non-root<\/em>. Sistem Linux sendiri pada dasarnya cukup bersahabat dengan proses ini.<\/p>\n Namun, perlu diingat bahwa sebuah aplikasi dengan akses root tidak terikat oleh pembatasan izin dan berpotensi menyebabkan beberapa masalah serius. Jika Anda tahu apa yang Anda lakukan, risiko-risiko di atas bisa diminimalisir.<\/p>\n Google berpendapat risiko-risiko di atas tidak harus ditanggung oleh setiap pengguna Android yang sebagian besar tidak mengerti apa itu Android dan bagaimana cara kerjanya. Itulah sebabnya mengapa ponsel Andorid tidak dalam keadaan ter-root<\/em> di awal pembelian. Tidak menyertakan akses root pada setiap perangkat Android juga akan membantu melindungi pengguna rata-rata.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"PUGAM.com – Bagi Anda pengguna Android yang sudah tidak asing lagi dengan istilah root atau rooting, tentu Anda tahu apa \n ...<\/a>","protected":false},"author":3,"featured_media":4966,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":"","two_page_speed":[]},"categories":[2091],"yoast_head":"\nApa Itu Rooting?<\/h1>\n
Berpotensi Melanggar\/Merusak Model Keamanan Android<\/h1>\n
Root Permission Prompts dan Malware<\/h1>\n
With Great Power Comes Great Responsibility<\/h1>\n
Pertimbangan Garansi<\/h1>\n
Bagaimana dengan iOS?<\/h1>\n
Kesimpulan<\/h1>\n