{"id":8852,"date":"2017-02-18T18:45:56","date_gmt":"2017-02-18T11:45:56","guid":{"rendered":"http:\/\/www.pugam.com\/?p=8852"},"modified":"2017-02-18T18:45:56","modified_gmt":"2017-02-18T11:45:56","slug":"telah-ditemukan-ekspresi-wajah-baru-disebut-not-face","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.pugam.com\/8852\/telah-ditemukan-ekspresi-wajah-baru-disebut-not-face\/","title":{"rendered":"Telah Ditemukan Ekspresi Wajah Baru, Disebut “Not Face”"},"content":{"rendered":"
<\/p>\n
PUGAM.com<\/strong> – Sebagai manusia, kita memiliki akses ke berbagai macam ekspresi wajah yang dapat menandakan banyak emosi berbeda tanpa perlu mengeluarkan sepatah kata.<\/p>\n Di negara mana pun, senyum adalah senyum dan cemberut adalah cemberut. Ekspresi wajah ini menunjukkan bahwa kita satu spesies, tidak peduli berapa banyak budaya yang ada di dunia ini.<\/p>\n Dan sekarang, peneliti dari Ohio State University mengatakan mereka telah mengidentifikasi ekspresi wajah baru yang mereka juluki “Not Face”,\u00a0 dan kita mungkin menggunakannya lebih sering dari yang kita kira.<\/p>\n Menurut peneliti, ekspresi\u00a0“Not Face” adalah bentuk penyampaian seseorang ketika mereka tidak setuju dengan sebuah pernyataan. Ini digunakan ketika seseorang mengernyitkan dahi, menekan bibir dan mengangkat sedikit dagu mereka.<\/p>\n “Not Face” merupakan kombinasi dari tiga ekspresi terkenal: marah, jijik dan merasa terhina. Jika Anda coba mengingat kembali, mungkin Anda akan ingat kapan terakhir kali menggunakan ekspresi “Not Face”.<\/p>\n “Not Face” tidak dibatasi oleh negara atau budaya. Tim peneliti ini melaporkan bahwa “Not Face” bersifat universal, di mana pembicara American Sign Language (ASL) kadang-kadang menggunakannya untuk menggantikan kata \u201ctidak\u201d.<\/p>\n Meskipun tidak terdengar mengejutkan, tapi sebenarnya ini kali pertama peneliti berhasil mengidentifikasi ekspresi wajah menggantikan kata yang sebenarnya di ASL.<\/p>\n Untuk mempelajari ekspresi “Not Face”, tim meminta 158 peserta duduk di depan kamera dan membangun percakapan dengan salah seorang peneliti. Kelompok peserta terdiri dari empat bahasa pembicara: Inggris, Spanyol, Mandarin, dan ASL.<\/p>\n Tim kemudian membacakan kalimat negatif atau melontarkan pertanyaan yang tidak menyenangkan dan meminta tanggapan para peserta. Ketika selesai, tim kembali melihat hasilnya melalui rekaman dan melihat bagaimana wajah setiap orang berubah ketika mereka tidak setuju.<\/p>\n Berdasarkan analisa frame-by-frame<\/em>, tim menemukan bahwa semua kelompok menggunakan ekspresi “Not Face” dalam pernyataan menanggapi pertanyaan tim yang sebelumnya diajukan.<\/p>\n Untuk mempelajari ekspresi baru ini lebih lanjut, tim berencana untuk memulainya kembali kali ini dengan sebuah algoritma yang dapat mendeteksi dan merekam ekspresi tanpa harus memeriksa rekaman satu per satu.<\/p>\n Setelah algoritma bekerja, para peneliti berencana untuk menganalisis ribuan jam video di YouTube untuk mengumpulkan data yang jauh lebih representatif dari apa yang mereka dapatkan sebelumnya yang hanya melibatkan 158 peserta.<\/p>\n Temuan ini diharapkan akan membantu para peneliti dalam mempelajari bagaimana bahasa pertama kali diciptakan, dan bagaimana hal itu berkembang dari waktu ke waktu.<\/p>\n Karena “Not Face” ini bersifat universal, maka akan menjadi kandidat utama untuk menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang bagaimana teknik komunikasi kita telah berubah selama ribuan tahun.<\/p>\n Temuan ini kemudian diterbitkan dalam Jurnal Cognition<\/em>.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"PUGAM.com – Sebagai manusia, kita memiliki akses ke berbagai macam ekspresi wajah yang dapat menandakan banyak emosi berbeda tanpa perlu \n ...<\/a>","protected":false},"author":3,"featured_media":8853,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":"","two_page_speed":[]},"categories":[276],"yoast_head":"\n